Tugas individu (komunikasi bisnis)
TUGAS INDIVIDU
KOMUNIKASI BISNIS
Materi 1 : - Dasar komunikasi
bisnis
- Peranan komunikasi bisnis
-Komunikasi
dalam organisasi
Disusun
oleh :
Nama : Alfi syifa muthia
Npm : 50214801
Kelas
: 2df01
1.
Dasar Komunikasi dan Komunikasi Bisnis.
1.1 Pengertian
dan Cakupan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih
dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu
yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang
menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan
laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar
busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Pengertian komunikasi bisnis :
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang
digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam, pertukaran ide,
informasi, konsep, ide ide untuk mencapai tujuan tujuan perusahaan dalam
berbisnis.
lima komponen
yang penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
- Pengirim pesan (sender atau
komunikator).
- Pesan yang dikirimkan (message).
- Bagaimana pesan tersebut
disampaikan (delivery channel atau media).
- Penerima pesan (receiver atau
komunikan.
- Umpan balik (feedback) atau
effect.
1.2
Unsur – Unsur Komunikasi Bisnis
Terdapat
6 unsur pokok dalam komunikasi bisnis, yaitu :
- Memiliki tujuan, artinya
komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
sejalan dengan tujuan organisasi.
- Pertukaran, dalam hal ini
melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan
komunikan.
- Gagasan, opini, informasi,
instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung
tujuan, situasi, dan kondisinya.
- Menggunakan saluran personal atau
impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu
atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
- Meggunakan simbol atau sinyal
yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh
penerima untuk menyampaikan pesan.
- Pencapaian tujuan organisasi:
salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal
dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajemen.
1.3 Bentuk Dasar
Komunikasi
Pada
dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis,
yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi
verbal, merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak
lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca
majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara
seminar dan lain-lain. Misalnya: Berbicara dan Menulis, Membaca dan
Mendengarkan
2.
Komunikasi
Nonverbal, merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi
bisnis. Lebih banyak menggunakan tanda-tanda atau isyarat tubuh.
1.4 Bisnis Dalam Pandangan
Komunikasi
Dalam konsep dan azas komunikasi modern yang
lebih menekankan pada kebutuhan komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam
proses komunikasi, hal ini lebih penting dari fungsi pesan dan tujuan dari
komunikator, ini disebabkan oleh prinsip – prinsip yang lebih modern yang lebih
mempertimbangkan dan memperhitungkan pada peluang dari pada produksinya.
Secara umum selalu timbul permasalahan dimana
konsumen – pasar tidak mengetahui informasi dan keberadaa barang dan jasa di
pasar, yang disebabkan umumnya kurang baik dan kurang memadai dalam menjalankan
strategi komunikasi. Hal ini harus dikembangkan strategi komunikasi yang baik
dan efektif ke pasar, yaitu dengan menjalankan promosi, seperti :
- Kegiatan hubungan antar manusia
- Kegiatan hubungan masyarakat
- Kegiatan advertensi atau iklan
- Kegiatan promosi melalui media
elektronik
- Kegiatan promosi dan penjualan
melalui media internet
- Mengembangkan system informasi
perusahaan
- Mengembangkan keahlian
komunikator dalam bisnis
2. Peranan Komunikasi dalam Bisnis
2.1 Tujuan dari Komunikasi Bisnis
ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu;
memberi informasi (Informing) persuasi (persuading) dan melakukan kolaborasi,
(collaborating) dengan audiens (pelanggan).
a. Memberi Informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah
memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lainnya.
b. Memberi Persuasi
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah
memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami
dengan baik dan benar, hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan dengan
penegasan konfi rmasi pesanan pelanggan atau negoisasi dengan pelanggan, agar
kedua pihak memperoleh manfaat secara bersama-sama tanpa ada yang merasa
dirugikan.
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah
melakukan kolaborasi, atau kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang
lain, melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah
melakukan kerja sama bisnis, saat sekarang seiring dengan pesatnya kemajuan
teknologi komunikasi maka seseorang dapat menggunakan berbagai media
telekomunikasi seperti telpon, faksimile, telpon seluler, internet surat
elektronik, teleconference. Teknologi komunikasi tersebut sangat penting
artinya dalam pererat kerja sama bisnis.
2.2 Umpan Balik dan bentuknya
1. Umpan Balik
Dalam setiap kegiatan komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat orang lain yang merupakan juga suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial. Pengarahan dan teguran tersebut disamakan dengan pesan (message), sedangkan tepukan tangan dinamakan umpan balik. Antara umpan balik dan pesan terdapat hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan (message) itu dapat berbentuk bermacam-macam seperti pidato, pengarahan, intruksi, tugas, perintah, analisis, dll. Pesan dapat juga berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar dan bahkan demonstrasi atau penghargaan. Umpan balik (feed back) pun dapat berbentuk bermacam-macam seperti hasil (pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap yang timbul, pertanyaan, reaksi, dsb. Sebagaimana pesan maka umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb. Umpan balik yang baik diperlukan
syarat-syarat tertentu antara lain
:
1. Umpan balik hendaknya jujur
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
2. Umpan balik hendaklah tentang
sesuatu yang khusus dan jelas bukan sesuatu secara umum dan kabur.
3. Umpan balik hendaklah mengenai
sesuatu dimana orang yang bersangkutan dapat berbuat apa-apa. Umpan balik
tentang sesuatu di mana orang yang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa
adalah umpan balik yang tidak berguna dan malah bisa menimbulkan perasaan
mendongkol.
4. Umpan balik hendaklah jangan
bersifat penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah judgement bukan evaluasi.
Umpan balik yang bersifat penilaian yang jujur sekalipun masih dapat
menimbulkan akibat yang buruk, maka sebaiknya umpan balik seperti itu
dihindarkan.
5. Umpan balik hendaklah
deskriptif, sehingga betul-betul jelas . dalam hal ini memerlukan gambaran apa
yang dikehendaki jelas dan terang. Prinsip deskriptif itu mengajarkan pula
bahwa umpan balik hendaknya mengungkapkan juga yang baik disamping sesuatu yang
perlu diperbaiki lagi. Dalam hal ini kita sering lupa selalu mengungkapkan yang
buruk tanpa menyatakan yang baiknya sehingga jarang sekali melihat titik-titik
terang dalam pengembangan seseorang.
6. Umpan balik hendaklah bersifat
hasil oriented dan bukan person oriented. Dalam hal ini maka yang diutamakan
bukan orangnya tetapi kerjanya.
7. Umpan balik hendaklah
memperhatikan timing , tidak ada patokan tentang waktu.
2. Bentuk-bentuk
Umpan Balik
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
1. External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2. Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
3. Direct Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4. Indirect Feedback atau Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
5. Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
6. Zero Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral Feedback
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
8. Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9. Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
2.3 Kesalah
Pahaman dalam Komunikasi
Faktor-faktor tersebut antara lain
masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan dan
penafsiran pesan.
1. Masalah Dalam Pengembangan Pesan
Sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah yang timbul dapat berupa munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah Dalam Menyampaikan Pesan
Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya sambungan kabel yang jelek, akustik yang lemah dan tindasan yang tak terbaca. Masalah lainnya lagi yaitu bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan.
3. Masalah Dalam Menerima Pesan
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah Dalam Menafsirkan Pesan
Masalah terbesar sebenarnya adalah pada mata rantai terakhir, yaitu penerima pesan menafsirkan suatu pesan.
1. Masalah Dalam Pengembangan Pesan
Sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah yang timbul dapat berupa munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah Dalam Menyampaikan Pesan
Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya sambungan kabel yang jelek, akustik yang lemah dan tindasan yang tak terbaca. Masalah lainnya lagi yaitu bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan.
3. Masalah Dalam Menerima Pesan
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah Dalam Menafsirkan Pesan
Masalah terbesar sebenarnya adalah pada mata rantai terakhir, yaitu penerima pesan menafsirkan suatu pesan.
2.4 Memperbaiki Komunikasi dalam Organisasi
Untuk dapat
melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan,
atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
3. Komunikasi Dalam Organisasi
3.1 Pola
Komunikasi Bisnis
Pola
komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal (formak
communication channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communication
channel)
-
Saluran komunikasi formal
Dalam
struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-nasing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitanya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola tramsformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah (top down atau downward communication), komunikasi dari bawah ke
atas (bottom-up atau upward
communication), komunikasi horizontal (horizontal
communicationws), dan komunikasi diagonal (diagonal communications). Selanjutnya akan dibahas mengenai
keterbatasab komunikasi formal (montana, 1993; greene, 1985)
a.
Komunikasi dari atas ke bawah
Secara
sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan
merupakan komunikasi dari atas kebawah (top-down
atau downward communications). Komunikasi dari atas ke bawah tersebut bisa
berupa lisan (oral communications)
maupun tertulis (written communications). Komunikasi secara lisan dapat berupa
percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan, atau
dapat juga dalam bentuk pertemuan. Di samping itu komunikasi tertulis juga
dapat berbentuk memo, manual pelatihan, kontak informasi, surat tugas, surat
perintah, surat keputusan, surat pemberhentian, papan pengumuman, dan buku
petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.
Menurut
katz dan khan, komunikasi kebawah memiliki lima tujuan pokok yaitu:
1.
Memberikan penghargaan atau instruksi kerja tertentu,
2.
Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan,
3.
Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
4.
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada paraa karyawan,
5.
Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
b. Komunikasi dari bawah ke
atas
Dari
struktur orgsnisasi,komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang
disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas(manajer).
Untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil
keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer memperhatikan aspirasi
yang berasal dari bawah.
-
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah kemungkinan bawahan
hanya menyampaikan informasi yang
baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau
tidak disenangi oleh manajer cenderung disimpan atau tidak disampaikan.
-
Untuk memberikan
gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi dari bawah ke atas dalam suatu
organisasi simaklah gambar dibawah.
c.
Komunikasi horizontal
komunikasi
horizontal atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi lateral, adalah
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam
suatu organisasi, tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan
persuasi, mempengaruhi, dan memberi kan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi
diagonal melibatkan komunikasi antara dua level organisasi yang
berbeda.contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan
bagian pabrik.
Bentuk
komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
1.
Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat dibandingkan bentuk komunikasi
tradisional.
2.
Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu
menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi
diagonal juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah bahwa
komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah
berjalan normal.
e.
Keterbatasan komunikasi formal
Meskipun
sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran komunikasi formal
kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan.
Dilihat
dari sudut pandang individual, komunikasi formal sering membuat frustasi atau
menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk
ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar,
untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui
lapisan manajer yang ada dibawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui
untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
Kemudian dilihat dari
sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dalam saluran komunikasi formal
adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level
yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi
berpotensi menimbulkan kesalah pahaman.
Saluran komunikasi informal
keberadaan
jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat dielakan.
Jaringan ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memonitor para
karyawan dalam melakukan tugasnya.
Dalam
jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi,
tanpa memerlukan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan dapat berkomunikasi
secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum.
3.2
Mengelola Komunikasi Bisnis
Cara Mengelola Komunikasi :
Ada
dua hal yang perlu di kelola dalam mengelola komunikasi
Penanganan Pesan-pesan Rutin
Dalam
organisasi besar, pada umumnya volume pesan-pesan (tertulis) lebih banyak dari
pada dalam organisasi berskala kecil, tetapi semua perusahaan memusatkan
perhatiannya pada bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) dari kegiatan komunikasi dengan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat
memaksimumkan dan meminimkan biaya tersebut, seseorang manajer perlu
memperhatikan berbagai hal berikut:
a.
Mengurangi Jumlah Pesan
b.
Intruksi yang Jelas
c.
Mendelegasikan Tanggung Jawab
d.
Melatih Petugas
3.3 Masalah Komunikasi Dalam
Organisasi
Hambatan-Hambatan
Te rhadap Komunikasi yang Efektif Di Dalam Ornagisasi:
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan
fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang
dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi,
sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media
komunikasi.
2.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian komunikator dan komunikan, tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian komunikator dan komunikan, tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang
4. Contoh Kasus
Contoh Kasus:
Kru British
Airways Mogok 3 Hari, 1.100 Penerbangan Akan Dibatalkan
London –
Maskapai penerbangan Inggris, British Airways (BA) dilanda aksi mogok kerja
para krunya. Ribuan kru kabin BA hari ini memulai aksi mogok yang akan
berlangsung tiga hari.
Mogok tersebut
dilakukan untuk memprotes rencana pengurangan ongkos operasional BA yang akan
berdampak pada gaji pekerja.
Sebelumnya BA
berencana menghemat belanja sebanyak 62,5 juta poundsterling untuk mengatasi
dampak negatif yang muncul karena menurunnya penumpang, fluktuasi harga bahan
bakar dan persaingan dengan maskapai lainnya.
Lebih dari
1.000 penerbangan BA akan mengalami pembatalan selama tiga hari pemogokan tersebut.
Mogok kerja ini dilakukan setelah negosiasi antara pimpinan serikat dagang
terbesar Inggris, Unite, Tony Woodley dengan kepala eksekutif BA Willie Walsh
menemui jalan buntu.
“Dengan
kekecewaan besar saya harus katakan bahwa semua negosiasi telah gagal,” kata
Woodley kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/3/2010).
“Perusahaan
ini (BA) tidak ingin bernegosiasi, perusahaan ini hanya ingin berperang dengan
anggota-anggota saya,” imbuh Woodley.
Total 1.100
penerbangan BA dari sekitar 1.950 penerbangan yang dijadwalkan selama aksi
mogok ini akan dibatalkan.
BA bertekad
untuk tetap menerbangkan setidaknya 60 persen penumpang dengan mengandalkan
para staf yang tidak ikut mogok. BA juga akan menggunakan 22 pesawat dengan
pilot dan kru dari delapan maskapai Eropa lainnya.
Penjelasan
Kasus:
Permasalahan
atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan dalam
masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan sistem yang
terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi
kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja,
bahkan demo.
Dari kasus
tersebut, dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi masalah komunikasi
dalam berbisnis, diantaranya:
·
Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumuman atau
pengumuman melalui loudspeaker.
·
Membuat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan
harmonis. Misalnya, dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi
melalui rapat rutin akan mengurangi masalah di lapangan.
·
Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan,
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam
organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
SUMBER REFRENSI
Sumber
:
alkurniasari.blogspot.com/2015/03/contoh-kasus-komunikasi-bisnis...


Materi 1 : - Dasar komunikasi
bisnis
- Peranan komunikasi bisnis
-Komunikasi
dalam organisasi
Disusun
oleh :
Nama : Alfi syifa muthia
Npm : 50214801
Kelas
: 2df01
1.
Dasar Komunikasi dan Komunikasi Bisnis.
1.1 Pengertian
dan Cakupan Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses
penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih
dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu
yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang
menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan
laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar
busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang
mendatangkan keuntungan.
Pengertian komunikasi bisnis :
Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang
digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam, pertukaran ide,
informasi, konsep, ide ide untuk mencapai tujuan tujuan perusahaan dalam
berbisnis.
lima komponen
yang penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
- Pengirim pesan (sender atau
komunikator).
- Pesan yang dikirimkan (message).
- Bagaimana pesan tersebut
disampaikan (delivery channel atau media).
- Penerima pesan (receiver atau
komunikan.
- Umpan balik (feedback) atau
effect.
1.2
Unsur – Unsur Komunikasi Bisnis
Terdapat
6 unsur pokok dalam komunikasi bisnis, yaitu :
- Memiliki tujuan, artinya
komunikasi bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya
sejalan dengan tujuan organisasi.
- Pertukaran, dalam hal ini
melibatkan paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan
komunikan.
- Gagasan, opini, informasi,
instruksi merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung
tujuan, situasi, dan kondisinya.
- Menggunakan saluran personal atau
impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertentu
atau melalui media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
- Meggunakan simbol atau sinyal
yang merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh
penerima untuk menyampaikan pesan.
- Pencapaian tujuan organisasi:
salah satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal
dari informasi adalah adanya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
manajemen.
1.3 Bentuk Dasar
Komunikasi
Pada
dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis,
yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.
1. Komunikasi
verbal, merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak
lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca
majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara
seminar dan lain-lain. Misalnya: Berbicara dan Menulis, Membaca dan
Mendengarkan
2.
Komunikasi
Nonverbal, merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi
bisnis. Lebih banyak menggunakan tanda-tanda atau isyarat tubuh.
1.4 Bisnis Dalam Pandangan
Komunikasi
Dalam konsep dan azas komunikasi modern yang
lebih menekankan pada kebutuhan komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam
proses komunikasi, hal ini lebih penting dari fungsi pesan dan tujuan dari
komunikator, ini disebabkan oleh prinsip – prinsip yang lebih modern yang lebih
mempertimbangkan dan memperhitungkan pada peluang dari pada produksinya.
Secara umum selalu timbul permasalahan dimana
konsumen – pasar tidak mengetahui informasi dan keberadaa barang dan jasa di
pasar, yang disebabkan umumnya kurang baik dan kurang memadai dalam menjalankan
strategi komunikasi. Hal ini harus dikembangkan strategi komunikasi yang baik
dan efektif ke pasar, yaitu dengan menjalankan promosi, seperti :
- Kegiatan hubungan antar manusia
- Kegiatan hubungan masyarakat
- Kegiatan advertensi atau iklan
- Kegiatan promosi melalui media
elektronik
- Kegiatan promosi dan penjualan
melalui media internet
- Mengembangkan system informasi
perusahaan
- Mengembangkan keahlian
komunikator dalam bisnis
2. Peranan Komunikasi dalam Bisnis
2.1 Tujuan dari Komunikasi Bisnis
ada tiga tujuan komunikasi bisnis yaitu;
memberi informasi (Informing) persuasi (persuading) dan melakukan kolaborasi,
(collaborating) dengan audiens (pelanggan).
a. Memberi Informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah
memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lainnya.
b. Memberi Persuasi
Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah
memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami
dengan baik dan benar, hal ini sering dilakukan terutama yang berkaitan dengan
penegasan konfi rmasi pesanan pelanggan atau negoisasi dengan pelanggan, agar
kedua pihak memperoleh manfaat secara bersama-sama tanpa ada yang merasa
dirugikan.
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah
melakukan kolaborasi, atau kerja sama bisnis antara seseorang dengan orang
lain, melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah
melakukan kerja sama bisnis, saat sekarang seiring dengan pesatnya kemajuan
teknologi komunikasi maka seseorang dapat menggunakan berbagai media
telekomunikasi seperti telpon, faksimile, telpon seluler, internet surat
elektronik, teleconference. Teknologi komunikasi tersebut sangat penting
artinya dalam pererat kerja sama bisnis.
2.2 Umpan Balik dan bentuknya
1. Umpan Balik
Dalam setiap kegiatan komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat orang lain yang merupakan juga suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial. Pengarahan dan teguran tersebut disamakan dengan pesan (message), sedangkan tepukan tangan dinamakan umpan balik. Antara umpan balik dan pesan terdapat hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan (message) itu dapat berbentuk bermacam-macam seperti pidato, pengarahan, intruksi, tugas, perintah, analisis, dll. Pesan dapat juga berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar dan bahkan demonstrasi atau penghargaan. Umpan balik (feed back) pun dapat berbentuk bermacam-macam seperti hasil (pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap yang timbul, pertanyaan, reaksi, dsb. Sebagaimana pesan maka umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb. Umpan balik yang baik diperlukan
syarat-syarat tertentu antara lain
:
1. Umpan balik hendaknya jujur
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
Umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
2. Umpan balik hendaklah tentang
sesuatu yang khusus dan jelas bukan sesuatu secara umum dan kabur.
3. Umpan balik hendaklah mengenai
sesuatu dimana orang yang bersangkutan dapat berbuat apa-apa. Umpan balik
tentang sesuatu di mana orang yang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa
adalah umpan balik yang tidak berguna dan malah bisa menimbulkan perasaan
mendongkol.
4. Umpan balik hendaklah jangan
bersifat penilaian. Penilaian yang dimaksud adalah judgement bukan evaluasi.
Umpan balik yang bersifat penilaian yang jujur sekalipun masih dapat
menimbulkan akibat yang buruk, maka sebaiknya umpan balik seperti itu
dihindarkan.
5. Umpan balik hendaklah
deskriptif, sehingga betul-betul jelas . dalam hal ini memerlukan gambaran apa
yang dikehendaki jelas dan terang. Prinsip deskriptif itu mengajarkan pula
bahwa umpan balik hendaknya mengungkapkan juga yang baik disamping sesuatu yang
perlu diperbaiki lagi. Dalam hal ini kita sering lupa selalu mengungkapkan yang
buruk tanpa menyatakan yang baiknya sehingga jarang sekali melihat titik-titik
terang dalam pengembangan seseorang.
6. Umpan balik hendaklah bersifat
hasil oriented dan bukan person oriented. Dalam hal ini maka yang diutamakan
bukan orangnya tetapi kerjanya.
7. Umpan balik hendaklah
memperhatikan timing , tidak ada patokan tentang waktu.
2. Bentuk-bentuk
Umpan Balik
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
Bentuk-bentuk umpan balik antara lain :
1. External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2. Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.
3. Direct Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4. Indirect Feedback atau Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
Dalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.
5. Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.
6. Zero Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral Feedback
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
Umpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.
8. Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9. Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
2.3 Kesalah
Pahaman dalam Komunikasi
Faktor-faktor tersebut antara lain
masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan dan
penafsiran pesan.
1. Masalah Dalam Pengembangan Pesan
Sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah yang timbul dapat berupa munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah Dalam Menyampaikan Pesan
Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya sambungan kabel yang jelek, akustik yang lemah dan tindasan yang tak terbaca. Masalah lainnya lagi yaitu bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan.
3. Masalah Dalam Menerima Pesan
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah Dalam Menafsirkan Pesan
Masalah terbesar sebenarnya adalah pada mata rantai terakhir, yaitu penerima pesan menafsirkan suatu pesan.
1. Masalah Dalam Pengembangan Pesan
Sumber masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu pesan. Masalah yang timbul dapat berupa munculnya keraguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah Dalam Menyampaikan Pesan
Masalah dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya sambungan kabel yang jelek, akustik yang lemah dan tindasan yang tak terbaca. Masalah lainnya lagi yaitu bila dua buah pesan yang disampaikan mempunyai arti yang saling berlawanan.
3. Masalah Dalam Menerima Pesan
Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah Dalam Menafsirkan Pesan
Masalah terbesar sebenarnya adalah pada mata rantai terakhir, yaitu penerima pesan menafsirkan suatu pesan.
2.4 Memperbaiki Komunikasi dalam Organisasi
Untuk dapat
melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan,
atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian.
Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
3. Komunikasi Dalam Organisasi
3.1 Pola
Komunikasi Bisnis
Pola
komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal (formak
communication channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communication
channel)
-
Saluran komunikasi formal
Dalam
struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-nasing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitanya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola tramsformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah (top down atau downward communication), komunikasi dari bawah ke
atas (bottom-up atau upward
communication), komunikasi horizontal (horizontal
communicationws), dan komunikasi diagonal (diagonal communications). Selanjutnya akan dibahas mengenai
keterbatasab komunikasi formal (montana, 1993; greene, 1985)
a.
Komunikasi dari atas ke bawah
Secara
sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan
merupakan komunikasi dari atas kebawah (top-down
atau downward communications). Komunikasi dari atas ke bawah tersebut bisa
berupa lisan (oral communications)
maupun tertulis (written communications). Komunikasi secara lisan dapat berupa
percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan, atau
dapat juga dalam bentuk pertemuan. Di samping itu komunikasi tertulis juga
dapat berbentuk memo, manual pelatihan, kontak informasi, surat tugas, surat
perintah, surat keputusan, surat pemberhentian, papan pengumuman, dan buku
petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.
Menurut
katz dan khan, komunikasi kebawah memiliki lima tujuan pokok yaitu:
1.
Memberikan penghargaan atau instruksi kerja tertentu,
2.
Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan,
3.
Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
4.
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada paraa karyawan,
5.
Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi
menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
b. Komunikasi dari bawah ke
atas
Dari
struktur orgsnisasi,komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang
disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas(manajer).
Untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil
keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer memperhatikan aspirasi
yang berasal dari bawah.
-
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah kemungkinan bawahan
hanya menyampaikan informasi yang
baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau
tidak disenangi oleh manajer cenderung disimpan atau tidak disampaikan.
-
Untuk memberikan
gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi dari bawah ke atas dalam suatu
organisasi simaklah gambar dibawah.
c.
Komunikasi horizontal
komunikasi
horizontal atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi lateral, adalah
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam
suatu organisasi, tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan
persuasi, mempengaruhi, dan memberi kan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi
diagonal melibatkan komunikasi antara dua level organisasi yang
berbeda.contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pemasaran dengan
bagian pabrik.
Bentuk
komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
1.
Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat dibandingkan bentuk komunikasi
tradisional.
2.
Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu
menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi
diagonal juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah bahwa
komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah
berjalan normal.
e.
Keterbatasan komunikasi formal
Meskipun
sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran komunikasi formal
kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan.
Dilihat
dari sudut pandang individual, komunikasi formal sering membuat frustasi atau
menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk
ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar,
untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui
lapisan manajer yang ada dibawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui
untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
Kemudian dilihat dari
sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dalam saluran komunikasi formal
adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian informasi ke level
yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam jalur komunikasi
berpotensi menimbulkan kesalah pahaman.
Saluran komunikasi informal
keberadaan
jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat dielakan.
Jaringan ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memonitor para
karyawan dalam melakukan tugasnya.
Dalam
jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi,
tanpa memerlukan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan dapat berkomunikasi
secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum.
3.2
Mengelola Komunikasi Bisnis
Cara Mengelola Komunikasi :
Ada
dua hal yang perlu di kelola dalam mengelola komunikasi
Penanganan Pesan-pesan Rutin
Dalam
organisasi besar, pada umumnya volume pesan-pesan (tertulis) lebih banyak dari
pada dalam organisasi berskala kecil, tetapi semua perusahaan memusatkan
perhatiannya pada bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) dari kegiatan komunikasi dengan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat
memaksimumkan dan meminimkan biaya tersebut, seseorang manajer perlu
memperhatikan berbagai hal berikut:
a.
Mengurangi Jumlah Pesan
b.
Intruksi yang Jelas
c.
Mendelegasikan Tanggung Jawab
d.
Melatih Petugas
3.3 Masalah Komunikasi Dalam
Organisasi
Hambatan-Hambatan
Te rhadap Komunikasi yang Efektif Di Dalam Ornagisasi:
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan
fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang
dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi,
sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media
komunikasi.
2.
Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian komunikator dan komunikan, tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian komunikator dan komunikan, tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang
4. Contoh Kasus
Contoh Kasus:
Kru British
Airways Mogok 3 Hari, 1.100 Penerbangan Akan Dibatalkan
London –
Maskapai penerbangan Inggris, British Airways (BA) dilanda aksi mogok kerja
para krunya. Ribuan kru kabin BA hari ini memulai aksi mogok yang akan
berlangsung tiga hari.
Mogok tersebut
dilakukan untuk memprotes rencana pengurangan ongkos operasional BA yang akan
berdampak pada gaji pekerja.
Sebelumnya BA
berencana menghemat belanja sebanyak 62,5 juta poundsterling untuk mengatasi
dampak negatif yang muncul karena menurunnya penumpang, fluktuasi harga bahan
bakar dan persaingan dengan maskapai lainnya.
Lebih dari
1.000 penerbangan BA akan mengalami pembatalan selama tiga hari pemogokan tersebut.
Mogok kerja ini dilakukan setelah negosiasi antara pimpinan serikat dagang
terbesar Inggris, Unite, Tony Woodley dengan kepala eksekutif BA Willie Walsh
menemui jalan buntu.
“Dengan
kekecewaan besar saya harus katakan bahwa semua negosiasi telah gagal,” kata
Woodley kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/3/2010).
“Perusahaan
ini (BA) tidak ingin bernegosiasi, perusahaan ini hanya ingin berperang dengan
anggota-anggota saya,” imbuh Woodley.
Total 1.100
penerbangan BA dari sekitar 1.950 penerbangan yang dijadwalkan selama aksi
mogok ini akan dibatalkan.
BA bertekad
untuk tetap menerbangkan setidaknya 60 persen penumpang dengan mengandalkan
para staf yang tidak ikut mogok. BA juga akan menggunakan 22 pesawat dengan
pilot dan kru dari delapan maskapai Eropa lainnya.
Penjelasan
Kasus:
Permasalahan
atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan dalam
masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan sistem yang
terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi
kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja,
bahkan demo.
Dari kasus
tersebut, dapat dilakukan beberapa hal untuk mengurangi masalah komunikasi
dalam berbisnis, diantaranya:
·
Membentuk suatu sistem informasi yang terstruktur agar tidak terjadi
kesalahan dalam komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumuman atau
pengumuman melalui loudspeaker.
·
Membuat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancar dan
harmonis. Misalnya, dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi
melalui rapat rutin akan mengurangi masalah di lapangan.
·
Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan,
pelatihan akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam
organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi.
SUMBER REFRENSI
Sumber
:
alkurniasari.blogspot.com/2015/03/contoh-kasus-komunikasi-bisnis...



Komentar
Posting Komentar